Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Hubungan antara Kebiasaan Melewatkan Sarapan, Konsumsi Sayur Buah dan Fast Food, Aktivitas Fisik, Aktivitas Sedentary dengan Kejadian Gizi Lebih

  • Noerfitri Noerfitri STIKes Mitra Keluarga
  • Tivanny Winoto Putri
  • Rizki Ugi Febriati
Keywords: aktivitas, fast food, gizi lebih, sarapan, sayur buah, Activities, overnutrition, breakfast, fruits vegetables

Abstract

Abstrak

Latar belakang: Peningkatan kejadian gizi lebih remaja karena penurunan aktivitas fisik dan peningkatan konsumsi makanan yang mengandung lemak dan karbohidrat tinggi di mana makanan tersebut memiliki nilai gizi rendah. Indonesia termasuk 10 negara dengan prevalensi kelebihan gizi terbesar di dunia. Salah satu provinsi yang mengalami gizi lebih melebihi prevalensi gizi lebih adalah Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan kejadian gizi lebih remaja di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Mitra Keluarga Bekasi.

Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, dengan variabel independen kebiasaan melewatkan sarapan, konsumsi sayur dan buah, konsumsi fast food, aktivitas fisik, dan aktivitas sedentary. Sedangkan variabel dependennya status gizi lebih dengan indikator IMT ≥ 23 kg/m2 . Populasi studi meliputi 450 mahasiswa STIKes Mitra Keluarga Bekasi berusia 17-20 tahun. Data dikumpulkan pada Juni-Juli 2020 dengan sampel sebanyak 215 responden yang dipilih secara consecutive sampling. Uji statistik yang digunakan regresi logistik sederhana.

Hasil: Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan (95,3%), berusia 19 tahun (46,0%) dan program studi SI-Keperawatan (32,6%). Hasil uji regresi logistik mendapatkan p-value pada tiap variabel yaitu kebiasaan melewatkan sarapan (0,353), konsumsi sayur (0,721), konsumsi buah (0,853), konsumsi fast food (0,867), aktivitas  fisik (0,828), aktivitas sedentary sedang (0,734), aktivitas sedentary berat (0,090).

Kesimpulan: Kebiasaan melewatkan sarapan, konsumsi sayur buah, konsumsi fast food, aktivitas fisik serta aktivitas sedentary tidak berhubungan dengan kejadian gizi lebih pada mahasiswa STIKes Mitra Keluarga.

Relationship Between the Habits of Skipped Breakfast, Consumption of Vegetables Fruits and Fast Food, Physical Activities, Sedentary Activities with Overnutrition

Abstract

Background: The increase in the incidence of overnutrition in adolescence due to decreased physical activity and increased consumption of foods with high in fat and high in carbohydrates, which these foods have low nutritional value. Indonesia is one of the 10 countries with the highest prevalence of overweight in the world. One of the provinces experiencing overnutrition above the prevalence of overnutrition in Indonesia is West Java. This study aims to determine the factors associated with the incidence of overnutrition in STIKes Mitra Keluarga Bekasi.

Methods: This study used a cross-sectional design. The independent variable was habit of skipping breakfast, consumption of vegetables, fruits, consumption of fast food, physical activity, sedentary activity, while the dependent variable was over nutritional status with BMI indicators ≥ 23 kg / m2 . The study population was 450 STIKes Mitra Keluarga Bekasi students aged 17-20 years. Data collection was carried out in June-July 2020 with a sample of 215 respondents who were selected by consecutive sampling. To determine the relationship between the two variables studied, the data were analyzed using a Simple Logistic Regression test.

Result: Most of the respondents were female (95.3%), 19 years old (46.0%), SI-Nursing study program (32.6%). Simple Logistic Regression test results obtain p-value for each variable is the habit of skipping breakfast (0.353), vegetables consumption (0.721), fruits consumption (0.853), fast food consumption (0.867), physical activity (0.828), moderate sedentary activity (0.734), and heavy sedentary activity (0.090).

Conclusion: There is no relationship between the habit of skipping breakfast, consumption of vegetables, fruits, and fast food, physical activity and sedentary activity with overnutrition in STIKes Mitra Keluarga students.

References

Kemenkes RI. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2017.

Adriani M, Wirjatmadi B. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan (Pertama). Jakarta: Kencana; 2014.

Colley RC, Garriguet D, Janssen I, Craig CL, Clarke J, Tremblay MS. Physical activity of canadian children and youth: Accelerometer results from the 2007 to 2009 canadian health measures survey. Heal Reports. 2011;22(1).

Gulo IPK. Gambaran Pola Makan dan Status Gizi Remaja di SMP Advent Lubuk Pakam. Vol. 126. Medan: Program Studi Diploma III, Politeknik Kesehatan Medan Jurusan Gizi; 2019. p. 1–7.

Kemenkes RI. Laporan Nasional RISKESDAS 2018. Jakarta; 2019.

Ng M, Fleming T, Robinson M, Thomson B, Graetz N, Margono C, et al. Global, regional, and national prevalence of overweight and obesity in children and adults during 1980-2013: A systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2013. Lancet. 2014;384(9945):766– 81.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat 2017. 2017.

Dwira DH, Hidayati RW. Hubungan Pola Konsumsi Makanan Dengan Status Gizi Mahasiswa Semester IV Jurusan DIV Bidan Pendidik Di Universitas ’Aisyiyah Yogyakarta. Universitas ’Aisyiyah Yogyakarta; 2017.

Florence AG. Hubungan Pengetahuan Gizi dan Pola Konsumsi dengan Status Gizi pada Mahasiswa TPB Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung. Universitas Pasundan; 2017.

Kanah P. Hubungan Pengetahuan Dan Pola Konsumsi Dengan Status Gizi Pada Mahasiswa Kesehatan. Med Technol Public Heal J. 2020;4(2):203–11.

Lisbeth N. Hubungan Kejadian Obesitas pada Anak dengan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan Siap Saji di SDIT. Ulul Albab Bekasi. J Ilm Keperawatan STIKes Med Cikarang. 2013;

Aini SN. Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Gizi Lebih Pada Remaja Di Perkotaan. Unnes J Public Heal. 2013;2(1).

Pribadi PSA, Nurhayati F. Hubungan Antara Aktivitas Sedentari Dengan Status Gizi Siswa Kelas X Man Kota Mojokerto. J Pendidik Olahraga dan Kesehat. 2018;6(2):327–30.

Rosita TR. Hubungan tingkat konsumsi buah, sayur dan aktivitas fisik dengan status gizi remaja di SMA Muhammadiyah 1 Semarang. Universitas Muhammadiyah Semarang; 2018.

Yusintha AN, Adriyanto A. Hubungan Antara Perilaku Makan dan Citra Tubuh dengan Status Gizi Remaja Putri Usia 15-18 Tahun. Amerta Nutr. 2018;2(2):147.

Otaki N, Obayashi K, Saeki K, Kitagawa M, Tone N, Kurumatani N. Relationship between breakfast skipping and obesity among elderly: Cross-sectional analysis of the HEIJO-KYO study. J Nutr Heal Aging. 2017;21(5):501–4.

Balitbangkes. Riset Kesehatan Dasar: Riskesdas 2013. Jakarta; 2013.

Sorongan CI. Hubungan Antara Aktivitas Fisik Dengan Status Gizi Pelajar Smp Frater Don Bosco Manado. J Kesehat Masy. 2010;2(2):1–5.

Hafiza D, Utami A, Niriyah S. Hubungan Kebiasaan Makan Dengan Status Gizi Pada Remaja Smp Ylpi Pekanbaru. J Med Hutama. 2020;Vol 02 No:332–42.

Dahlan MS. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedoteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika; 2016.

Lestari AD. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumsi buah dan sayur pada siswa SMP Negeri 226 Jakarta Selatan Tahun 2012. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta; 2015.

Febriani RT. Analisi faktor yang mempengaruhi status gizi lebih remaja di Kota Malang. Universitas Jember; 2018.

WHO. Appropriate body-mass index for Asian populations and its implications for policy and intervention strategies. Lancet. 2004;363:157–63.

Irdiana W, Nindya TS. Hubungan Kebiasaan Sarapan dan Asupan Zat Gizi dengan Status Gizi Siswi SMAN 3 Surabaya. Amerta Nutr. 2017;1(3):227.

Rosida H. Hubungan Kebiasaan Sarapan, Tingkat Kecukupan Energi Dan Gizi Makro Dengan Status Gizi Pada Siswa Pondok Pesantren Al-Fattah Buduran, Sidoarjo. Media Gizi Indones. 2018;12(2):116.

Maharani M. Aktivitas Fisik, Pengetahuan Gizi, Asupan Energi, Asupan Serat Dan Status Gizi Lebih Pada Remaja. J Media Kesehat. 2018;10(2):167–72.

Karyawati. Hubungan antara konsumsi sayur dan buah dengan kejadian obesitas pada remaja di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Universitas Alma Ata Yogyakarta; 2016.

Yanto N, Verawati B, Muchtar D. Hubungan konsumsi buah dan sayur dengan kejadian gizi lebih pada tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan 1. J Ners Vol. 2020;4(23):1–10.

Simanungkalit SF. Determinan Gizi Lebih pada Remaja di SMP YPI Bintaro Jakarta. J Ilmu Kesehat Masy. 2019;8(01):25–9.

Ruslie RH, Darmadi D. Analisis Regresi Logistik Untuk Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Remaja. Maj Kedokt Andalas. 2012;36(1):62.

Suhartini S, Ahmad A. Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Remaja Putri Pada Siswi Kelas Vii Smpn 2 Desa Tambak Baya Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak Tahun 2017. J Med (Media Inf Kesehatan). 2018;5(1):72–82.

Setyawati VAV, Rimawati E. Pola Konsumsi Fast Food Dan Serat Sebagai Faktor Gizi Lebih Pada Remaja. Unnes J Public Heal. 2016;5(3):275.

Armadani DI. Hubungan Antara Konsumsi Fast Food,Aktivitas Fisik, Dan Status Gizi (Secara Genetik) Dengan Gizi Lebih (Studi Pada Siswa Kelas Vii, Viii, Dan Ix Di Mts. Budi Dharma, Wonokromo, Surabaya). J Pendidik Olahraga dan Kesehat. 2017;5(3):766–73.

Adriani M, Wirjatmadi B. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan. Jakarta: Prenada Media Group; 2016.

Mukhlisa WNI, Rahayu LS, Furqan M. Asupan Energi dan Konsumsi makanan. Argipa. 2018;3(2):59–66.

Ermona NDN, Wirjatmadi B. Hubungan Aktivitas Fisik Dan Asupan Gizi Dengan Status Gizi Lebih Pada Anak Usia Sekolah Dasar Di Sdn Ketabang 1 Kota Surabaya Tahun 2017. Amerta Nutr. 2018;2(1):97.

Saint HO, Ernawati. Hubungan aktivitas fisik dengan status gizi pada siswa X dan XII IPA SMAN 7 Surakarta periode 2017 / 2018. Tarumanagara Med Juornal. 2019;2(1):54–8.

Rostania M. Pengaruh edukasi gizi terhadap perubahan pengetahuan dan gaya hidup sedentary pada anak gizi lebih di SDN Sudirman I Makassar Tahun 2013. Universitas Hasanuddin; 2013.

Ayuni GD, Khomsan A. Hubungan sedentary time, kebiasaan snacking, dan aktivitas fisik dengan status gizi serta komposisi lemak tubuh siswa di SDN Karang Pawulang Kota Bandung. IPB University; 2017.

Ernawati F, Pusparini P, Arifin AY, Prihatini M. Hubungan Asupan Lemak Dengan Status Gizi Anak Usia 6 Bulan-12 Tahun Di Indonesia. Penelit Gizi dan Makanan (The J Nutr Food Res. 2019;42(1):41–7.

Published
2021-06-02