Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Lingkungan Fisik Rumah Sebagai Faktor Risiko Kejadian Tuberkulosis Paru di Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas

  • Aisyah Apriliciciliana Aryani Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman
  • Fernanda Lintang Kusuma Wardani Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman
  • Setiyowati Rahardjo Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman
Keywords: Luas ventilasi, Pencahayaan, Tuberkulosis paru, Lighting level, Pulmonary tuberculosis, Ventilation area

Abstract

Abstrak

Latar belakang: Kecamatan Kebasen merupakan wilayah dengan kasus tuberkulosis paru tertinggi se-Kabupaten Banyumas pada tahun 2019 dengan jumlah 39 kasus (2,27%). Tujuan penelitian ini untuk meneliti faktor lingkungan fisik rumah (jenis lantai, pencahayaan, luas lantai, dan kepadatan hunian) dengan kejadian tuberkulosis paru di Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas.

Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan pendekatan case control. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara kepada responden dan pengukuran dengan menggunakan roll meter dan lux meter. Sampel penelitian terdiri dari 60 responden dimana kelompok kasus 30 responden dan kelompok kontrol 30 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Analisis data dilakukan adalah univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi-Square.

Hasil: Hasil bivariat menunjukkan terdapat hubungan antara luas ventilasi (p-value 0,000, OR = 13,75, 95% CI 3,917 – 48,266) dan pencahayaan (p-value = 0,0001, OR = 9,57, 95% CI 0,178 – 24,148) dengan kejadian tuberkulosis paru.

Kesimpulan: Jenis lantai dan kepadatan hunian tidak memiliki hubungan dengan kejadian tuberkulosis paru. Tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan edukasi dan arahan kepada masyarakat terkait kondisi lingkungan fisik rumah yang memenuhi syarat kesehatan

Kata Kunci : Luas ventilasi, Pencahayaan, Tuberkulosis paru

 

Abstract

Background: Kebasen sub-district was the area with the highest pulmonary tuberculosis cases in Banyumas Regency in 2019 with a total cases was 39 cases (2.27%). The purpose of this study was to examine the physical environmental factors of the house (type of floor, lighting, floor area, and residential density) associated with the incidence of pulmonary tuberculosis in Kebasen District, Banyumas Regency.

Methods: This study used an analytical research design with a case-control approach. Data were collected through interviews with respondents and measurements using a rolling meter and lux meter. The research sample consisted of 60 respondents where the case group was 30 respondents and the control group was 30 respondents. The sampling technique used consecutive sampling. The data analysis was univariate and bivariate using the Chi-Square test.

Results: Bivariate results showed that there was a relationship between ventilation area (p-value 0.000, OR = 13.75, 95% CI 3.917 – 48.266) and lighting (p-value = 0.0001, OR = 9.57, 95% CI 0.178 – 24,148 ) with the incidence of pulmonary tuberculosis.

Conclusion: Floor-type and occupancy density have no relationship with the incidence of pulmonary tuberculosis. Health workers are expected to be able to provide education and direction to the community regarding the condition of the physical environment of the house that meets health requirements.

Keywords : Lighting level, Pulmonary tuberculosis, Ventilation area

References

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2019. Jakarta; 2020.

Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas. Profil Kesehatan Kabupaten Banyumas Tahun 2019. Purwokerto; 2020.

Naga S. Buku Panduan Lengkap Ilmu Penyakit Dalam. Yogyakarta: Diva Press; 2014.

Pedrazzoli D, Boccia D, Dodd P., Lonnroth K, Dowdy DW, Siroka A, et al. Modelling The Social and Structural Determinants of Tuberculosis: Opportunities and Challenges. Int J Tuberc dan Lung Dis. 2017;21(9):957–64.

Shimeles E, Enquselassie F, Aseffa A, Tilahun M, Mekenon A, Wondimagegn G, et al. Risk Factors for Tuberculosis: A Case-Control Study in Addis Ababa, Ethiopia. PLoS One. 2019;14(4):1–18.

Aditama W, Sitepu FY, Saputra R. Relationship between Physical Condition of House Environment and the Incidence of Pulmonary Tuberculosis , Aceh , Indonesia Relationship between Physical Condition of House Environment and the Incidence of Pulmonary Tuberculosis , Aceh , Indonesia Accordi. Int J Sci Healthc Res. 2019;4(February):227–31.

Tanjung R, Mahyuni EL, Tanjung N, Simarmata OS, Sinaga J, Nolia HR. The spatial distribution of pulmonary tuberculosis in Kabanjahe District, Karo regency, Indonesia. Open Access Maced J Med Sci. 2021;9:817–22.

Amelia AR, Amiruddin R, Arsunan AA, Bahar B, Hasnik S, Rahardjo SP. Environmental analysis related to pulmonary TB incidence in work area of puskesmas kaluku Bodoa Makassar city. Indian J Public Heal Res Dev. 2018;9(8):1512–7.

Indonesia MKR. Pedoman Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 1077/MENKES/PER/V/2011 Indonesia; 2014.

Maftukhah, A N. Hubungan Luas Ventilasi Rumah Terhadap Kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Pembina Palembang. J Penelit IKesT Muhammadiyah Palembang. 2018;6(1):77–88.

Suryani, Siregar F, Hasan W. Contact and Ventilation on The Risk of Pulmonary Tuberculosis in Padangsidimpuan City North Sumatra. Int J Public Heal Clin Sci. 2020;7(1):72–9.

Zuraidah A, Ali H. Hubungan Faktor Lingkungan Rumah Terhadap Kejadian TB Paru BTA Positif di Wilayah Puskesmas Nusa Indah Kota Bengkulu. J Nurs Public Heal. 2020;8(1):1–10.

Maelani T, Cahyati WH. Determinan Kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru BTA Positif. Higeia J Public Heal Res Dev. 2018;1(3):84–94.

Nike Monintja, Finny Warouw ORPP. Hubungan antara Keadaan Fisik Rumah dengan Kejadian Tuberkulosis Paru. Indones J Public Heal Community Med. 2020;1(3):94–100.

Kenedyanti E, Sulistyorini L. Analisis Mycobacterium Tuberkulosis dan Kondisi Fisik Rumah dengan Kejadian Tuberkulosis Paru. J Berk Epidemiol. 2017;5(2):152–62.

Adnani H. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Nuha Medika; 2012.

Mathofani P, Febriyanti R. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Tuberkulosis ( TB ) Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Serang Kota Tahun 2019. J Ilm Kesehat Masy. 2020;12(1):1–10.

Damayati DS, Susilawaty A, Maqfirah. Risiko Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Liukang Tupabbiring Kabupaten Pangkep. Hig J Kesehat Lingkung. 2018;4(2):121–30.

Indonesia MKR. Persyaratan Kesehatan Perumahan. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 1999.

Irianto K. Ekologi Kesehatan (Health Ecology). Bandung: Alfabeta; 2014.

Diniarti F, Felizita E. Pengaruh Kepadatan Hunian Rumah Dengan Kejadian Tb Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Basuki Rahmad Kota Bengkulu Tahun 2019. J Nurs Public Heal. 2019;7(2):1–7.

Published
2022-07-01