Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stunting Sangat Pendek dan Pendek pada Anak Usia 24-59 Bulan di Kecamatan Sawah Besar
Abstract
Latar Belakang: Salah satu masalah gizi yang dihadapi oleh Indonesia adalah kejadian balita pendek (stunting). Stunting adalah hal yang sangat penting karena akan memengaruhi sumber daya manusia di masa depan.
Metode: Desain penelitian ini menggunakan studi cross sectional dengan total sampel 91 balita stunting berusia 24-59 bulan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.
Hasil: Balita pendek lebih banyak (76,9%) daripada balita sangat pendek (23,1%). Tidak ada hubungan antara usia Ibu (p value=0,503), pendidikan Ibu (p value=0,924), status pekerjaan (p value=0,737), pendapatan keluarga (p value=0,534), pengetahuan Ibu (p value=0,829), ragam makanan (p value=0,893), riwayat penyakit (p value=0,348), pola istirahat (p value=0,714), dan aktivitas fisik (p value=0,171) dengan stunting sangat pendek dan pendek. Ada hubungan antara ASI eksklusif (p value=0,006), dan pola asuh (p value=0,004) dengan stunting sangat pendek dan pendek.
Kesimpulan: Ada hubungan antara ASI eksklusif dan pola asuh dengan stunting sangat pendek dan pendek. Dalam hal ini maka perlu diadakannya sosialisasi pada orang tua balita mengenai pemberian ASI eksklusif dan praktik pola asuh yang baik dan benar
Related Factors of Very Short and Short Stunting In Children Aged 24 59 Months in Kecamatan Sawah Besar
Abstract
Background: One of the nutritional problems faced by Indonesia is the occurrence of short toddlers (stunting). Stunting is very important because it will affect human resources in the future.
Methods: The design of this study used a cross sectional study with a total sample of 91 stunting toddlers aged 24-59 months. The sampling technique used was purposive sampling Results: Stunting are more (76.9%) than severe stunting (23.1%). There were no correlation between mother’s age (p value = 0.503), mother education (p value = 0.924), employment status (p value = 0.737), family income (p value = 0.534), mother’s knowledge (p value = 0.829), variance foods (p value = 0.893), disease history (p value = 0.348), rest pattern (p value = 0.714), and physical activity (p value = 0.171) with stunting and severe stunting. There were have correlation between exclusive breastfeeding (p value = 0.006), and parenting (p value = 0.004) with severe stunting and stunting.
Conclusions: There were have correlation between exclusive breastfeeding and parenting with a severe stunting and stunting. In this case, it is necessary to have more socialization for parents about exclusive breastfeeding practice and parenting practices in the right way.
Keywords: stunting, severely stunting, toodler, parenting
References
Kementrian Kesehatan R. Ini Penyebab Stunting pada Anak. Biro Komun dan Pelayanan Masy [Internet]. 2018;1. Tersedia pada: http://www.depkes.go.id/article/view/18052800006/ini-penyebab-stunting-pada-anak.html
Kementerian Kesehatan R. Buku Saku Pemantauan Status Gizi Tahun 2017 [Internet]. Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG). 2017. Tersedia pada: http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20170203/0319612/inilah-hasil-pemantauan-status-gizi-psg-2016/
Kementerian Kesehatan RI. Buletin Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia. Pus Data Inf Kementeri Kesehat Republik Indones. 2018;301(5):1163–78.
Ni ’mah C, Muniroh L. Hubungan Tingkat Pendidikan, Tingkat Pengetahuan dan Pola Asuh Ibu dengan Wasting dan Stunting pada Balita Keluarga Miskin. Media Gizi Indones. 2015;Vol. 10,:84–90.
Aisyah, Suyatno, Rahfiludin MZ. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Stunting pada Anak Kelas Satu di SDI Taqwiyatul Wathon, Daerah Pesisir Kota Semarang. J Kesehat Masy. 2019;7.
Rahman FD. Pengaruh Pola Pemberian Makanan Terhadap Kejadian Stunting pada Balita (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Sumberjambe, Kasiyan dan Puskesmas Sumberbaru Kabupaten Jember. Indones Jorunal Heal Sci. 2018;10(1):15–24.
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Profil Kesehatan DKI JAKARTA Tahun 2017 [Internet]. Profil Kesehatan DKI Jakarta tahun 2017. 2017. Tersedia pada: https://dinkes.jakarta.go.id/wp-content/uploads/2018/09/PROFIL-KES-DKI-JAKARTA-TAHUN-2017.pdf
BKKBN. Peran BKKBN di Balik Gerakan Penanggulangan Stunting. J Kel (Informasi Kependudukan, KB dan Pembang Keluarga). 2018;
Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat. Rekapan Status Gizi Balita Berdasarkan EPPGBM Wilayah Kota Administrasi Jakarta Pusat. 2018.
Pratasis NN, Malonda NSH, Kapantow NH, Kesehatan F, Universitas M, Ratulangi S. Hubungan Antara Karakteristik Ibu dengan Status Gizi pada Balita di Desa Ongkaw Kecamatan Sinonsayang Kabupaten Minahasa Selatan. Fak Kesehat Masy Univ Sam Ratulangi. 2018;1–9.
Hayyudini D, Suyatno, Dharmawan Y. Hubungan Karakteristik Ibu, Pola Asuh dan Pemberian Imunisasi Dasar terhadap Status Gizi Anak Usia 12-
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Volume 12 Edisi 2, 2020
Bulan (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang Tahun 2017). J Kesehat Masy. 2017;5(4):369.
Wahdah S, Juffrie M, Huriyati E. Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak Umur 6-36 Bulan Di Wilayah Pedalaman Kecamatan SIlat Hulu, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. J Gizi dan Diet Indones. 2015;3(2):119–30.
Aridiyah FO, Ninna R, Ririanty M. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan (The Factors Affecting Stunting on Toddlers in Rural and Urban Areas). e-Jurnal Pustaka Kesehat. 2015;3(1):163–70.
Setiawan E, Machmud R, Masrul. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Timur Kota Padang Tahun 2018. J Fak Kedokt Univ Andalas. 2018;7(2).
Hapsari W. Hubungan Pendapatan Keluarga, Pengetahuan Ibu tentang Gizi, Tinggi Badan Orang Tua dan Tingkat Pendidikan Ayah dengan Kejadian Stunting pada Anak Umur 12-59 Bulan. 2018;(4). Tersedia pada: http://publicacoes.cardiol.br/portal/ijcs/portugues/2018/v3103/pdf/3103009.pdf%0Ahttp://www.scielo.org.co/scielo.php?script=sci_arttext&pid=S0121-75772018000200067&lng=en&tlng=en&SID=5BQIj3a2MLaWUV4OizE%0Ahttp://scielo.iec.pa.gov.br/scielo.php?script=sci_
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. 100 Kabupaten/Kota Prioritas untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting). 1 ed. Jakarta: Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia; 2017. 302 hal.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Lap Nas 2013. 2013;1–384.
Widyaningsih NN, Kusnandar K, Anantanyu S. Keragaman pangan, pola asuh makan dan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan. J Gizi Indones. 2018;7(1):22.
Simarmata IYS, Mantik MFJ, Rampengan NH. Hubungan Status Gizi dan Gangguan Tidur pada Anak Sekolah Dasar di Kecamatan Tikala Manado. 2017;5–10.
Harahap H, Sandjaja, Soekatri M. Kepadatan Tulang, Aktivitas Fisik dan Konsumsi Makanan Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 6 – 12 tahun. J Gizi Indones. 2015;38(1):1–8.
Authors who publish with this Journal agree to the following terms: (Download Copyright Notice)
1. Author retains copyright and grants the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a creative commons attribution license that allows others to share the work within an acknowledgment of the work’s authorship and initial publication of this journal.
2. Authors are able to enter into a separate, additional contractual arrangement for the non-exclusive distribution of the journal’s published version of the work (e.g. acknowledgment of its initial publication in this journal).
3. Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g. in institutional repositories or on their websites) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published works.
4. User/public use of this website will be licensed to Creative Commons Attribution-ShareALike 4.0 International (CC BY-SA 4.0) License.