Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Serang Kota Tahun 2019

  • puji eka mathofani Universitas Faletehan
  • Resti Febriyanti
Keywords: Tuberkulosis Paru, Kepadatan Hunian, Riwayat Kontak, Pulmonary Tuberculosis, Occupansy Density, Contact History

Abstract

Latar Belakang: Tuberkulosis Paru di wilayah kerja Puskesmas Serang Kota merupakan kasus tertinggi pada tahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Serang Kota tahun 2019.


Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah case control. Populasi penelitian ini sebagai kasus adalah pasien TB Paru dan populasi kontrol adalah orang yang bukan penderita TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas. Sampel pada penelitian ini berjumlah 74 responden terdiri dari 37 kasus dan 37 kontrol. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, lembar observasi, meteran dan thermometer. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji chi square.


Hasil: Hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepadatan hunian (Pv=0,018 dan OR=4,364), dan riwayat kontak serumah (Pv=0,011) dengan kejadian TB Paru, sedangkan tidak ada hubungan antara jenis lantai (Pv=0,115), suhu (Pv=0,778), dan kebiasaan merokok (Pv=0,416) dengan kejadian TB Paru.


Kesimpulan: disarankan bagi masyarakat lebih meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah penyakit TB Paru. Bagi petugas kesehatan perlu ditingkatkan upaya penjaringan penemuan suspek maupun skrining TB.

Kata kunci: Tuberkulosis Paru, Kepadatan Hunian, Riwayat Kontak

The Factors Associated With The Incidence Of Pulmonary Tuberculosis In The Working Area Of Serang City Health Center 2019


Background: Pulmonary tuberculosis in Serang City Public Health Center was the highest case in 2018. This study aims to determine the factors associated with the incidence of pulmonary TB in the working area of Serang City Public Health Center in 2019.


Method: This study used a case control design. The study population as a case is a pulmonary TB patient and the control population is a person who is not a sufferer of pulmonary TB in the working area of Public Health Center. The sample in this study amounted to 74 respondents consisting of 37 cases and 37 controls. The instruments used were questionnaire, observation sheet, roll meter and thermometer. Data were analyzed univariable and bivariable with chi square test.


Result: The results showed that there was a significant relationship between occupancy density (P=0,018 and OR=4,364), and home contact history (P=0,011) and pulmonary TB events, whereas there was no relationship between floor type (P=0,115), temperature (P=0,778), and smoking habits (P=0,416) with pulmonary TB events.


Conclusion: The advice given to the community further enhances clean and healthy living behavior to prevent pulmonary TB disease. Health workers need to be increased efforts to screen suspicion discovery and TB screening.

Keywords: Pulmonary tuberculosis, Occupancy Density, Contact History

References

WHO. (2018). Global Tuberculosis Report. Geneva: World Health Organization.

WHO. (2017). Global Tuberculosis Report. Geneva: World Health Organization.

Kemenkes RI. (2018). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta.

Kemenkes RI. (2017). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Jakarta.

Dinkes Kota Serang. (2018). Profil Kesehatan Kota Serang. Serang.

Najmah. (2016). Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta: Trans Info Media.

Kemenkes RI. (2011). Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta.

Perdana, A. A., & Putra, S. Y. (2018). Hubungan Faktor Lingkungan Fisik Rumah terhadap Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Panjang, Lampung. Jurnal Kesehatan, 46-50.

Mawardi, Sambera, R., & Hamisah, I. (2019). Studi Hubungan Antara Faktor Lingkungan Fisik Rumah Dengan Penderita TB Paru BTA di Aceh Selatan. Serambi Engineering, 406-415.

Permenkes. (2011). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1077 Tentang Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang Rumah. Jakarta.

Prihartanti, D., Subagiyo, A., & Suparmin. (2018). Hubungan Lingkungan Fisik Rumah dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Mirit Kabupaten Kebumen Mirit Kabupaten Kebumen Tahun 2016. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 386-392.

Amalaguswan, Junaid, & Fachlevy, A.

F. (2017). Analisis Faktor Risiko Kejadian Penyakit TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun 2017. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 1-9.

Banu, S., Sitepu, R., & Sulistiasari, R. (2018). Faktor Risiko Kejadian TB Paru di Puskesmas Hutarakyat Sidikalang Tahun 2017. Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, 254-263.

Kepmenkes. (1999). Persyaratan Kesehatan Perumahan. Jakarta.

Oktavia, S., Rini, M., & Destriatania, S. (2016). Analisis Faktor Risiko Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Kertapati Palembang. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 124-138.

Tempone, V. M., Umboh, J. M., & Boky, H. (2016). Hubungan Antara Kelembaban, Pencahayaan, Dan Kepadatan Hunian Dalam Rumah Dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Tikala Baru Kota Manado. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 47-53.

Achmadi, U. F. (2010). Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara.

Juniarti. (2018). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit TB Paru di Desa Banten Wilayah Kerja Puskesmas Kasemen Kota Serang Tahun 2018. Skripsi. STIKes Faletehan. Serang

Susanti, L. I. (2016). Hubungan Antara Kondisi Fisik Rumah Dan Perilaku Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Sangkrah Kota Surakarta Tahun 2016. Publikasi Ilmiah, 1-14.

Kuswiyanto. (2017). Bakteriologi.

Jakarta: EGC.

Wijaya, A. A. (2012). Merokok dan Tuberkulosis. Jurnal Tuberkulosis Indonesia, 18-23.

Puskesmas Serang Kota. (2018). Laporan Register Bulanan Penderita TB Paru. Serang.

Puskesmas Serang Kota. (2019). Laporan Register Bulanan Penderita TB Paru. Serang.

Published
2020-04-03