https://jikm.upnvj.ac.id/index.php/home/issue/feedJurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat2024-12-24T08:51:35+00:00Fajaria Nurcandra, SKM, M.Epidjurnalkesmasupnvj@gmail.comOpen Journal Systems<p><strong>Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat</strong> : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat was first published in 2008 with two editions per volume in a printed version. In February 2019, Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat: Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat started to be published quarterly per volume; electronic version along with the journal managerial reshuffle. <strong>Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat</strong> : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat is currently published in Bahasa Indonesia and English.</p> <p><strong>Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat</strong> : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat is a <strong>double-blind peer-review </strong>journal for exploration, expression, and publication media of scientific works of research findings and scientific investigations in the field of public health. The scope of this journal is public health science, especially in Occupational Health and Safety, Health Policy Administration, Epidemiology, Biostatistics, Environmental Health, Health Promotion, Community Nutrition, and Reproductive Health. <strong>Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat</strong> : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat accepts scientific articles from authors who want to take active parts and roles in public health science.</p> <p><strong>Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat</strong> : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat is published by Public Health Department, <a href="https://fikes.upnvj.ac.id/">Faculty of Health Science</a>, <a href="https://www.upnvj.ac.id/">Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta</a> in collaboration with <a href="https://pphakli.org/">HAKLI </a>(Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia).</p>https://jikm.upnvj.ac.id/index.php/home/article/view/712Feasibility of The Special Index for Handling Stunting (IKPS) as an Indicator of Government Performance in Stunting Management in Indonesia2024-11-23T09:51:37+00:00Yuliana Wisna Simarmatayuli.simarmata@gmail.comRachma Fitriatirachma.fitriati@ui.ac.id<p><strong>Background:</strong> Stunting is a crucial issue in the 2024-2029 presidential election, as its resolution is key to achieving a Golden Indonesia vision by 2045. Addressing stunting has become a primary agenda for the Indonesian government, as outlined in the 2020-2024 National Medium-Term Development Plan. The President has instructedStatistics Indonesia to develop a measurement for stunting, namely IKPS. No studies have evaluated the suitability of IKPS as a performance measurement tool. This study aimed to assess the feasibility of IKPS as a government performance indicator in addressing stunting in Indonesia.<br><strong>Method:</strong> This Cross-sectional study utilized secondary data from IKPS. Stunting prevalence data for 2018 and <br>2019 were sourced from the combined Indonesian Toddler Nutritional Status Study and the 2019 National <br>Socioeconomic Survey. Data analysis included descriptive statistics, correlation tests, simple regression analysis, <br>and quadrant analysis to measure relationships and effects between the variables.<br><strong>Result:</strong> No significant relationship was found between IKPS and stunting prevalence (r=-0.092, p-value=0.593), <br>though a strong and significant correlation was observed between changes in IKPS and stunting prevalence (r=-<br>0.467, p=0.005).<br><strong>Conclusion:</strong> The relationship pattern was unexpected, showing a negative linear association in which increased <br>IKPS did not effectively reduce stunting prevalence. These findings highlight the need for a valid IKPS for program planning, evaluation, and decision-making and suggest further research on IKPS construction methodology.</p>2024-11-23T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jikm.upnvj.ac.id/index.php/home/article/view/659Dampak Fatherless Terhadap Tingkat Harga Diri Anak Usia Sekolah di SD Muhammadiyah Suronatan Yogyakarta2024-11-23T09:52:37+00:00Nada ‘Afia Qur’aninadaafia@gmail.comArmenia Diahsariarmeniadiahsari@unisayogya.ac.idKustiningsih KustiningsihKustiningsih@gmail.com<p><strong><em>Latar Belakang: </em></strong><em>Harga diri merupakan komponen yang fundamental bagi anak usia sekolah. Anak usia sekolah aktif membandingkan diri dengan orang lain, sehingga perlu harga diri yang baik untuk berkembang. </em><em>Salah satu aspek yang dapat mempengaruhi harga diri anak, yaitu Fatherless. Ketidakhadiran ayah (Fatherless) dalam kehidupan anak dapat mempengaruhi emosi, harga diri dan kemampuan interaksi sosial anak. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan Fatherless terhadap tingkat harga diri anak usia sekolah di SD Muhammadiyah Suronatan Yogyakarta.<br></em><strong><em>Metode:</em></strong><em> Rancangan penelitian ini kuantitatif dengan pendekatan studi Cross-sectional dilakukan pada November 2021 hingga April 2022. Pengambilan sampel menggunakan teknik Proportional Stratified Random Sampling sejumlah 122 responden usia 10-12 tahun. Penelitian dilakukan di SD Muhammadiyah Suronatan Yogyakarta. Instrumen yang digunakan, yaitu Fatherhood Scales dan Rosenberg Self-Esteem Scales. Analisis data dengan uji Kendall’s Tau</em><em>.<br></em><strong><em>Hasil: </em></strong><em>Responden dengan tingkat fathering tinggi sebesar 50,8% dan fatherless sebesar 49,2%. </em><em>Tingkat harga diri tinggi responden sebesar 50,8 % dan harga diri rendah 49,2%. </em><em>Analisis didapatkan terdapat hubungan fatherless terhadap harga diri anak usia sekolah dengan nilai p= 0,000</em><em>. <br></em><strong><em>Kesimpulan: </em></strong><em>Ketidakhadiran ayah merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi harga diri anak usia sekolah</em><em>.<br></em><strong><em>Kata kunci: </em></strong><em>Anak usia sekolah, Fatherless, Self-esteem </em></p> <p><strong><em>Background: </em></strong><em>Self-esteem is essential for school-age children. Children at this age actively compare themselves to others, so developing self-esteem is essential. Fatherlessness is one aspect that can impact a child's self-esteem. The absence of a father in a child's life can affect his or her emotions, self-esteem, and social interaction skills. This research analyzed the correlation between fatherlessness and the self-esteem level of school-age children at SD Muhammadiyah Suronatan Yogyakarta</em><em>. <br></em><strong><em>Method: </em></strong><em>This research employed a correlational quantitative study with cross-sectional data collection conducted from November 2021 to April 2022. The sampling technique used was the Proportional Stratified Random Sampling technique, which gained 122 children aged 10-12 years as the respondents. The instruments used were the Fatherhood Scales and the Rosenberg Self-Esteem Scales. The analysis used was Kendall's Tau test</em><em>.<br></em><strong><em>Result:</em></strong> <em>Respondents with a high level of fathering were 50.8%, and fatherless were 49.2%. The level of high self-esteem of respondents was 50.8%, and low self-esteem was 49.2%. The analysis shows a relationship between Fatherlessness and the self-esteem of school-age children with a value of p = 0.000</em><em>.<br></em><strong><em>Conclusion:</em></strong> <em>Fatherlessness is one of the aspects that can affect the self-esteem of school-aged children</em><em>. <br></em><strong><em>Keywords:</em></strong><em> Fatherless, Self-Esteem, School Age Children</em></p>2024-11-23T09:50:28+00:00##submission.copyrightStatement##https://jikm.upnvj.ac.id/index.php/home/article/view/690Video Edukasi APD Untuk Meningkatkan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Penggunaan APD Pada Pekerja Body Bus PT X2024-11-24T09:23:08+00:00Tika Ambarsaritikaambar@student.uns.ac.idSumardiyono SumardiyonoSumardiyono@gmail.comSri HaryatiSrihayati@gmail.com<p><strong><em>Latar belakang:</em></strong> <em><span style="font-weight: 400;">Perkembangan teknologi telah meningkatkan jumlah bahaya dan risiko yang dihadapi oleh pekerja, yang pada akhirnya menyebabkan kecelakaan kerja. Kurangnya pengetahuan mempengaruhi sikap dan perilaku pekerja terhadap penggunaan APD. Salah satu metode yang efektif untuk mengurangi kecelakaan di tempat kerja adalah dengan pemberian edukasi yang disampaikan dalam bentuk audiovisual. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh video edukasi terhadap peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku penggunaan alat pelindung diri (APD) pada pekerja yang mendapatkan intervensi dan pekerja yang tidak mendapatkan intervensi. </span></em></p> <p><strong><em>Metode</em></strong><em><span style="font-weight: 400;">: Studi quasy experiment dengan pre-test post-test control group design dilakukan pada bulan Februari – Juli 2024. Pengambilan sampel secara purposive sampling dan didapatkan sampel sebanyak 84 pekerja dari populasi 176 pekerja. Intervensi dilakukan selama tiga minggu setiap hari Sabtu. Pengukuran pre-test dan post-test diperoleh dengan pemberian kuesioner kepada responden. Data hasil pengukuran dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney.</span></em></p> <p><strong><em>Hasil</em></strong><em><span style="font-weight: 400;">: Ada perbedaan peningkatan signifikan pada pengetahuan (p=0,000), sikap (p=0,038) dan perilaku penggunaan APD (p=0,000) antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.</span></em></p> <p><strong><em>Kesimpulan</em></strong><em><span style="font-weight: 400;">: Video edukasi penggunaan APD dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku penggunaan APD pada pekerja body bus PT X.</span></em></p>2024-11-24T09:18:42+00:00##submission.copyrightStatement##https://jikm.upnvj.ac.id/index.php/home/article/view/705Dampak Faktor Lingkungan terhadap Kejadian Diare di Provinsi Sumatera Utara: Analisis Data Survei Kesehatan Indonesia2024-11-25T07:39:26+00:00Dahlia Kristina Silalahidahliakristinasilalahi@gmail.comRirin Arminsih WulandariRirinarminsihWulandari@gmail.com<p><strong><em>Latar belakang: </em></strong><em>Salah satu masalah kesehatan masyarakat yang signifikan di Indonesia adalah diare, yang mengakibatkan kesakitan bahkan kematian. Menurut hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023, diketahui prevalensi diare berdasarkan diagnosis/gejala pada semua kelompok umur di Indonesia adalah 4,3% sedangkan Provinsi Sumatera Utara memiliki prevalensi diare lebih tinggi dari rata-rata nasional yaitu sebesar 4,7%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan salah satu penyebab diare yaitu faktor lingkungan antara lain sumber, pengolahan, serta kualitas fisik pada air minum, akses sanitasi, pengelolaan limbah non kakus, pengelolaan sampah, akses higien dasar.</em></p> <p><strong><em>Metode</em></strong><em>: Studi Cross sectional yang menggunakan data sekunder yang berasal dari SKI tahun 2023 dengan melibatkan 57.311 responden di Provinsi Sumatera Utara. Variabel independen adalah faktor lingkungan berupa kualitas fisik, sumber dan pengolahan air minum serta akses sanitasi, pengelolaan limbah non kakus, pengelolaan sampah, akses higien dasar. Variabel dependen adalah kejadian diare. Analsis univariat dan bivariat menggunakan uji Chi square dengan </em><em>a</em><em>=0,05.</em></p> <p><strong><em>Hasil</em></strong><em>: Rumah tangga dengan sumber air minum yang tidak aman memiliki risiko 1,25 kali lebih besar untuk mengalami diare, sementara kualitas fisik air minum yang tidak memenuhi syarat berisiko 1,68 kali lebih tinggi terhadap kejadian diare</em></p> <p><strong><em>Kesimpulan</em></strong><em>: Hanya ada dua variabel yang berhubungan yaitu sumber dan kualitas fisik pada air minum dengan kejadian diare. Diharapkan kolaborasi multi sektor untuk menciptakan program-program yang komprehensif dalam menangani masalah diare dan faktor-faktor lingkungan yang berkontribusi. </em><em> </em></p>2024-11-25T07:39:25+00:00##submission.copyrightStatement##https://jikm.upnvj.ac.id/index.php/home/article/view/605Factors Associated with Safety Riding Behavior Among Workers in Tanjung Priok District, North Jakarta City2024-12-24T08:51:35+00:00Handoko HandokoHandoko074@upnvj.ac.idArga Buntaraarga.buntara@upnvj.ac.idDyah Utaridyahutari@upnvj.ac.idChahya Kharin Herbawanichahyakharin@upnvj.ac.id<p><em> </em></p> <p><strong><em>Introduction: </em></strong><em>Safety riding behavior is an ideal behavior that any worker must apply to increase the worker’s safety and other road users. There has been an increased prevalence and mortality rate due to traffic accidents in 2022. This study analyzed factors related to driving safety behavior among workers in Tanjung Priok District in 2023.<br></em><strong><em>Method:</em></strong><em> A cross-sectional study was conducted in the Tanjung Priok District between March to June 2023. The questionnaires adopted two instruments from the Indonesian Traffic Police Corps instruments and two previous research instruments distributed through Google Forms. All general workers who reside and work in Tanjung Priok were selected as subjects. The inclusion criteria of this study were workers who both worked or lived in the Tanjung Priok sub-district and ride motorbikes for mobility. The exclusion criteria were individuals who do not work in the Tanjung Priok sub-district and those who only pass through the area without working or residing there. The data were then analyzed using the Chi-square test. The sampling technique applied was proportionate stratified sampling. <br></em><strong><em>Result:</em></strong><em> The finding showed </em><em>that 97 (86.6%) workers drove safely and 15 (13.4%) workers drove unsafely. The factors associated with safety riding behavior were knowledge (p-value = 0.001), attitude (p-value = 0.007), driving PPE (p-value = 0.010), driving insurance ownership (p-value = 0.046), and family support (p-value = 0.001).<br></em><strong><em>Conclusion: </em></strong><em>Local government is required to cooperate with the police department to increase workers’ knowledge about equipment so safety riding behavior is formed.</em></p> <p> </p> <p><strong><em>Latar Belakang: </em></strong><em>Perilaku keselamatan berkendara merupakan perilaku ideal yang harus dimiliki oleh pekerja untuk meningkatkan keamanan pekerja dan pengguna jalan lain serta meminimalisasi terjadinya kecelakaan lalu lintas. Terjadi peningkatan kasus kecelakaan dan kematian akibat kecelakaan pada tahun 2022 di Jakarta Utara. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku keselamatan berkendara pada pekerja di Kecamatan Tanjung Priok tahun 2023.<br></em><strong><em>Metode: </em></strong><em>Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Tanjung Priok pada bulan Maret hingga Juni 2023. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang diadopsi dari instrumen Korps Lalu Lintas Kepolisian Daerah Sumatera Utara dan dua penelitian terdahulu yang disebarkan melalui Google Forms. Sampel penelitian ini adalah seluruh pekerja yang berdomisili dan bekerja di Tanjung Priok dengan kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah pekerja yang bekerja dan/atau tinggal di wilayah Kecamatan Tanjung Priok, serta pekerja yang menggunakan sepeda motor untuk mobilitas. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah individu yang tidak bekerja di wilayah Kecamatan Tanjung Priok dan hanya melewati wilayah tersebut. Data kemudian dianalisis menggunakan uji chi-square. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah proporsional stratified sampling</em><em>. <br></em><strong><em>Hasil:</em></strong> <em>Hasil analisis menunjukkan 97 (86,6%) pekerja mengemudi dengan aman dan 15 (13,4%) pekerja mengemudi dengan tidak aman. Faktor yang berhubungan dengan perilaku safety riding adalah pengetahuan (p-value = 0,001), sikap (p-value = 0,007), APD mengemudi (p-value = 0,010), kepemilikan asuransi mengemudi (p-value = 0,046), dan dukungan keluarga. (nilai p = 0,001)</em><em>.<br></em><strong><em>Kesimpulan:</em></strong><em> Kecamatan Tanjung Priok perlu adanya kerja sama dengan kepolisian setempat untuk meningkatkan pengetahuan pekerja mengenai kelengkapan agar terbentuk perilaku keselamatan berkendara. <br></em><em><strong>Kata Kunci:</strong> Kecelakaan lalu lintas, Keselamatan berkendara, Pekerja</em></p>2024-11-30T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##