Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Nilai Kadar Glukosa Darah Sewaktu pada Pra Lansia di Posbindu Puskesmas Bojong Rawalumbu

  • Syaiful Mizan BKPK Kemenkes RI
  • Alvia Soliah
  • Laras Sitoayu
Keywords: Glukosa darah sewaktu, IMT, Lingkar perut, Lansia

Abstract

Latar Belakang: Penyakit diabetes melitus (DM) khususnya tipe 2 sudah menjadi satu jenis tantangan kesehatan dalam masyarakat yang saat ini dihadapi oleh negara Indonesia. Kategori umur 45 tahun keatas perlu mendapatkan kepedulian lebih dalam hal pelacakan awal dan pengelolaan diabetes, guna mencegah persoalan selanjutnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktor-faktor (ukuran lingkar perut, indeks massa tubuh/IMT, asupan serat dan indeks glikemik makanan) dengan nilai kadar glukosa darah sewaktu pada pra lansia di Posbindu Puskesmas Bojong Rawalumbu.
Metode: Studi Cross-sectional dilakukan dari bulan Agustus hingga Desember 2020. Sampel diambil menggunakan metode stratified random sampling. Terpilih 102 responden yang berusia antara 49-59 tahun. Pengumpulan data antropometri yaitu berat badan (BB), tinggi badan (TB), dan ukuran lingkar perut. Asupan serat dan indeks glikemik makanan diukur dengan melakukan food recall selama 2 x 24 jam. Data dianalisis dengan uji korelasi Spearman.
Hasil: Terdapat hubungan antara ukuran lingkar perut (nilai p = 0,001, r = 0,331) dan IMT (nilai p = 0,006, r = 0,270) dengan kadar glukosa darah sewaktu. Serta tidak ada hubungan antara asupan serat (nilai p = 0,638, r = 0,047) dan indeks glikemik makanan (nilai p = 0,989, r = 0,001) dengan kadar gula darah sewaktu.
Kesimpulan: Variabel yang mempengaruhi tingkat glukosa darah sewaktu pada kelompok usia pra lansia adalah lingkar perut dan IMT.
Kata Kunci: Glukosa darah sewaktu, IMT, Lingkar perut, Pra lansia

Background: Diabetes mellitus (DM), especially type 2, has become a type of health challenge in society that is currently being faced by the country of Indonesia. The age category of 45 years and over needs to receive more attention in terms of early tracking and management of diabetes, in order to prevent further problems. The aim of this study was to determine the relationship between factors (abdominal circumference, body mass index/BMI, fiber intake and food glycemic index) with the value of blood glucose levels during the elderly at Integrated Coaching Post Bojong Rawalumbu Public Health Center.
Method: A Cross-sectional study was conducted during August to December 2020. Samples were selected through stratified random sampling. About 102 subjects aged between 49-59 years were selected. Anthropometric data were collected which body weight, height, and abdominal circumference. Fiber intake and food glycemic index were measured by conducting a food recall for 2x24 hours. Data were analyzed using the Spearman correlation test.
Results: There was a relationship between abdominal circumference (p value = 0.001, r = 0.331) and BMI (p value = 0.006, r = 0.270) with instantaneous blood glucose levels. And there was no relationship between fiber intake (p value = 0.638, r = 0.047) and food glycemic index (p value = 0.989, r = 0.001) with instant blood sugar levels.
Conclusion: Variables that associated to blood glucose levels during the pre elderly age group were abdominal circumference and BMI.
Keywords: Abdominal circumference, BMI, Pre-elderly, Random blood glucose

References

Indonesia Masuki Periode Aging Population [Internet]. Sehat Negeriku. 2019 [cited 2023 Dec 17]. Available from: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20190704/4530734/indonesia-masuki-periode-aging-population/

Indonesia BPS. Statistik Penduduk Lanjut Usia 2020 [Internet]. [cited 2023 Dec 17]. Available from: https://www.bps.go.id/id/publication/2020/12/21/0fc023221965624a644c1111/statistik-penduduk-lanjut-usia-2020.html

Permenkes No. 25 Tahun 2016 [Internet]. [cited 2023 Dec 17]. Available from: https://peraturan.bpk.go.id/Details/113057/permenkes-no-25-tahun-2016

Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 dewasa di INDONESIA - 2021. 2021;

Tiurma RJ, Syahrizal. Obesitas Sentral dengan Kejadian Hiperglikemia pada Pegawai Satuan Kerja Perangkat Daerah. Higeia: Journal of Public Health Research and Development. 2021;5(3):227–38.

Adwinda MD, Srimiati M. Hubungan lingkar perut, konsumsi gula dan lemak dengan kadar glukosa darah pegawai Direktorat Poltekkes Kemenkes Jakarta II. Nutr DIAITA [Internet]. 2019 Aug 9 [cited 2023 Dec 17];11(01). Available from: https://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/Nutrire/article/view/2750

Frihastuti N, Supriyadi S, Surendra M. Survei kadar gula darah lansia pada komunitas senam lansia di Kota Malang. Jurnal Sport Science. 2016 Jun 30;6(1):57–66.

Santoso A. Serat pangan (dietary fiber) dan manfaatnya bagi kesehatan. Magistra. 2011;23(75):35-40.

Ali NM. Hubungan Konsumsi Sayur dan Buah dengan Kadar Gula Darah Pasien DM Tipe 2 di Puskesmas Kalumata Kota Ternate. Medica Majapahit. 2019;11(2):1–32.

Viapita B, Suzan R, Kusdiyah E. Studi literatur : hubungan asupan serat terhadap kadar glukosa darah postprandia L. Electron. Jurnal Science Environment Health Diseases. 2021 Jun 30;2(1):01–9.

Arif AB, Budiyanto A. Nilai Indeks Glikemik Produk Pangan Dan Faktor-Faktor Yang Memengaruhinya. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2014 Jun 3;32(3):30926.

Tandra H. Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui tentang Diabetes. Gramedia Pustaka Utama; 2017 Mar 20.

Djausal AN. Effect of Central Obesity as Risk Factor of Metabolic Syndrome. Jurnal Majority. 2015 Jan 20;4(3)

Sihombing JA, Prihantini NN, Raizza FD. Hubungan glukosa darah sewaktu dengan indeks massa tubuh pada usia produktif. Jurnal Ilmiah WIDYA. 2018;5(1):1–4.

Zahroh SF. Hubungan antara asupan serat dan aktivitas fisik dengan kadar glukosa darah puasa karyawan puskesmas rongkop gunungkidul. Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. 2017 Oct.

Soviana E, Maenasari D. Asupan Serat, Beban Glikemik dan Kadar Glukosa darah pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Kesehatan. 2019 Jun 16;12(1):19–29.

Zubaidah E. Efek Cuka Apel dan Cuka Salak terhadap Penurunan Glukosa Darah dan Histopatologi Pankreas Tikus Wistar Diabetes. Jurnal Kedokteran Brawijaya. 2015;28(4):297–301.

Mayawati H, Isnaeni FN. Hubungan Asupan Makanan Indeks Glikemik Tinggi dan Aktivitas Fisik dengan Kadar Glukosa Darah pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Rawat Jalan di RSUD Karanganyar. Jurnal Kesehataan. 2017 Dec 20;10(1):75-83.

Published
2024-01-19