Skip to main content Skip to main navigation menu Skip to site footer

Analisis Determinan Penyebab Kejadian Penyakit Kulit Dermatitis Kontak pada Pekerja: Systematic Review

  • Sri Aisyah Nabila Universitas Sriwijaya
  • Hamzah Hasyim
  • Yuanita Windusari
  • Novrikasari Novrikasari
  • Nur Alam Fajar
Keywords: Dermatitis kontak, Penyakit akibat kerja, Penyakit kulit

Abstract

Abstrak
Latar belakang: Dermatitis kontak mencakup 90% dari seluruh penyakit kulit akibat kerja, yang mana umumnya terjadi dermatitis kontak alergi dan dermatitis kontak iritan. Studi ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko penyakit kulit dermatitis kontak pada pekerja.
Metode: Adapun sumber-sumber referensi telaah jurnal dikumpulkan dari Google Scholar, ScienceDirect, dan Pubmed dengan bantuan Sci-hub. Jurnal yang dipilih berasal dari studi yang dilakukan selama 5 tahun terakhir dengan skala internasional. Keywords yang digunakan dalam proses pengumpulan data ialah “Occupational” dan “Dermatitis” dan “Contact” dan “On Workers”. 
Hasil: Hasil pencarian dari database PubMed, Google Cendekia, dan ScienceDirect didapatkan 9 artikel yang dipilih untuk ditelaah diterbitkan antara 2018 sampai 2023. Penelitian pada artikel-artikel tersebut dilakukan di berbagai negara, antara lain Turki, Arab, Ethiopia, Costarica dan negara-negara lainnya. Faktor pekerjaan yang berkenaan dengan kejadian dermatitis kontak ialah faktor biologis berupa gender dan usia, faktor pekerjaan (lama kontak, frekuensi, masa kerja) adanya paparan bahan logam dan kimia, serta penggunaan APD sebagai faktor risiko penyebab terjadinya dermatitis kontak pada pekerja. 
Kesimpulan: Dermatitis kontak adalah  salah satu penyakit akibat kerja yang umumnya banyak ditemukan di negara-negara berkembang dengan bentuk inflamasi atau peradangan pada kulit sebagai respon dari kontak terhadap zat-zat eksogen. Penyakit ini memiliki efek negatif pada kualitas hidup para pekerja dan kemampuan mereka dalam melakukan pekerjaan.
Kata Kunci: Dermatitis Kontak, Penyakit Kulit, Penyakit Akibat Kerja

Abstract
Background: Contact dermatitis covers 90% of all occupational skin diseases, which generally include allergic contact dermatitis and irritant contact dermatitis. This study aims to determine the risk factors for contact dermatitis skin disease in workers
Method: As a reference source, we reviewed journals collected from Google Scholar, ScienceDirect, and Pubmed with the help of Sci-hub. The selected journals come from research conducted over the last 5 years on an international scale. The keywords used in the data collection process are "Occupational" and "Dermatitis" and "Contact" and "On Workers".
Results: Search results from the PubMed, Google Scholar, and ScienceDirect databases obtained 9 articles selected for review published between 2018 and 2023. Research on these articles was conducted in various countries, including Turkey, Arabia, Ethiopia, Costa Rica, and other countries. other countries. Occupational factors related to the incidence of contact dermatitis are biological factors in the form of gender and age, occupational factors (length of contact, frequency, length of work), exposure to metals and chemicals, and use of PPE as a risk factor causing contact dermatitis in workers.
Conclusion: Contact dermatitis is an occupational disease that is generally found in developing countries with a form of inflammation or inflammation of the skin as a response to contact with exogenous substances. This disease has a negative effect on workers' quality of life and their ability to do their jobs.
Keywords: Contact Dermatitis, Skin Diseases, Occupational Diseases

References

DeKoven JG, Warshaw EM, Zug KA, Maibach HI, Belsito D V, Sasseville D, et al. North American contact dermatitis group patch test results: 2015–2016. Dermatitis. 2018;29:297–309.

Muthmainnah AD. Survei Angka Kejadian Dermatitis Kontak pada Pekerja yang Berobat di Klinik Pabrik Semen Bosowa Periode Tahun 2020-2022. 2023;

Sedó-Mejía G, Soto-Rodríguez A, Pino-García C, Sanabria-Castro A, Monge-Ortega OP. Contact dermatitis: Clinical practice findings from a single tertiary referral hospital, a 4-Year retrospective study. World Allergy Organ J. 2020;13:100440.

Wardani HK, Mashoedojo M, Bustamam N. Faktor yang berhubungan dengan dermatitis kontak akibat kerja pada pekerja proyek bandara. Indones J Occup Saf Heal. 2018;7:249.

Hendrova A. Gambaran Karakteristik Penderita Dermatitis Kontak di RSUD Dr. Pirngadi Medan Pada Tahun 2017. 2019;

Marcjova D. Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. M Gangguan Kebutuhan Rasa Nyeri Khususnya Remaja An. S Dengan Dermatitis Di Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2021. Poltekkes Tanjungkarang; 2021.

Yuliana NE, Asnifatima A, Fathimah A. Faktor–Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Subjektif Dermatitis Kontak Pada Pekerja Pabrik Tahu Di Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor Tahun 2020. PROMOTOR. 2021;4:253–61.

Holness DL. Occupational dermatosis. Curr Allergy Asthma Rep. 2019;19:1–8.

Audina DV, Budiastuti A, Widodo YLA. Faktor penyebab terjadinya dermatitis kontak akibat kerja pada pekerja salon. J Kedokt DIPONEGORO (DIPONEGORO Med JOURNAL). 2017;6:1–11.

Putri SA, Nirmala F, Akifah A. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Gejala Dermatitis Kontak Pada Pekerja Bengkel Motor Di Wilayah Kota Kendari Tahun 2016. Haluoleo University; 2017.

Salawati L. Pencegahan dermatitis kontak akibat kerja pada sektor konstruksi. J Kedokt Syiah Kuala. 2022;22.

Hollins LC, Flamm A. Occupational contact dermatitis: evaluation and management considerations. Dermatol Clin. 2020;38:329–38.

Slodownik D, Levi A, Lapidoth M, Moshe S. Occupational chronic contact dermatitis successfully treated with dupilumab: a case Series. Dermatology. 2022;238:1073–5.

Hamwi S, Kunst A, Boust C, Bauvin O, Tetart F. Occupational allergic contact dermatitis caused by colophonium, an unsuspected sensitizer in a petrochemical worker. Contact Dermatitis. 2022;87:548.

Özkaya E, Elinç Aslan MS. Occupational allergic contact dermatitis: A 24‐year, retrospective cohort study from Turkey. Contact Dermatitis. 2021;85:503–13.

Asrul R, Naiem MF, Muis M. Faktor yang Berhubungan dengan Pencegahan Dermatitis Kontak Akibat Kerja pada Pekerja Percetakan di Kota Makassar: Factors Related to Prevention of Dermatitis Contact Workers in Printing Workers in Makassar City. Hasanuddin J Public Heal. 2021;2:106–15.

Lee HH, Patel KR, Singam V, Rastogi S, Silverberg JI. A systematic review and meta-analysis of the prevalence and phenotype of adult-onset atopic dermatitis. J Am Acad Dermatol. 2019 Jun;80(6):1526-1532.e7.

Paendong R, Pandaleke H, Mawu F. Gambaran Kejadian Dermatitis Kontak Akibat Kerja pada Petugas Cleaning Service di RSUP Prof. Dr. RD Kandou Manado. e-CliniC. 2017;5.

Houle MC, Holness DL, DeKoven J. Occupational contact dermatitis: an individualized approach to the worker with dermatitis. Curr Dermatol Rep. 2021;1–10.

Rahmah FA, Modjo R. Factors Related to Contact Dermatitis in Metal Industrial Workers 2022. Indones J Occup Saf Heal. 2022;11:58–67

Dewi SR, Nurzalmariah WOS. Hubungan personal hygiene, pengetahuan dan pemakaian sarung tangan dengan kejadian penyakit dermatitis kontak pada pemulung sampah Ditpa Puuwatu Kota Kendari tahun 2016: Haluoleo University; 2017.

Alvira N, Setia DF, Alfanan A, editors. Penyebab Meningkatnya Kejadian Dermatitis Di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas II B Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan. Jurnal Formil (Forum Ilmiah) Kesmas Respati; 2017.

Murlistyarini S, Prawitasari S, Setyowatie L. Intisari Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin: Universitas Brawijaya Press; 2018.

Irianti TT, Pramono S. Penuaan Dan Pencegahannya: Proses Faali Biokimiawi dan Molekuler: UGM PRESS; 2022.

Nofianti DW, Koesyanto H. Masa kerja, beban kerja, konsumsi air minum dan status kesehatan dengan regangan panas pada pekerja area kerja. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development). 2019;3(4):524-33.

Published
2024-06-04